Istri-Istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

1. Khadijah binti Khuwailid
Wanita pertama yang dinikahi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab. Saat itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berusia 25 tahun. Tatkala turun wahyu pertama kali, Khadijah menjadi wanita yang membenarkan dan mendukung Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ia wafat 3 tahun sebelum hijrah. Ada riwayat yang menyebutkan 4 tahun sebelum itu dan ada pula yang menyebutkan 5 tahun sebelumnya.
2. Saudah binti Zam’ah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menikahi Saudah binti Zam’ah bin Qois bin Abdu Syams bin Abdu Wud bin Nasr bin Malik bin Hisl bin Amir bin Luayyi. Pernikahan tersebut dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di Mekah sebelum beliau hijrah ke Madinah. Sebelum dinikahi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Saudah adalah seorang istri yang dicerai suaminya, yaitu Sakran bin Amr, saudara Suhail bin Amr. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menikahi Aisyah, Saudah memberikan jatah hari gilirnya pada Aisyah.
3. Aisyah binti Abu Bakar as Siddiq
Rasulullah menikahi Aisyah binti Abu Bakar as Siddiq di Mekah 2 tahun sebelum hijrah. Ada riwayat yang mengatakan 3 tahun sebelum itu. Saat itu ia baru berusia 6 tahun. Ada yang menyebutkan 7 tahun.Tetapi yang benar adalah 6 tahun. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menggaulinya baru pada usia 9 tahun. Pada waktu itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di Madinah baru 7 bulan. Ada riwayat yang menyebutkan baru 18 bulan. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat, ia berusia 18 tahun. Ia juga wafat di Madinah tahun 58 Hijiyah dan dimakamkan di Baqi’ atas wasiatnya. Ada riwayat yang menyebutkan wafat tahun 57 H, tetapi yang benar 58 H. Abu Hurairah ra turut menshalati jenazahnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah menikahi gadis lain selainnya. Ada riwayat yang menyebutkan ia pernah keguguran, tetapi riwayat ini lemah. Julukannya adalah Ummu Abdillah.
4. Hafshah binti Umar bin Khatthab ra
Sebelum menjadi istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Hafshah adalah istri Hunais bin Hudzafah, salah seorang sahabat yang gugur di Perang Badar. Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah menceraikan Hafshah, namun datanglah Malaikat Jibril dan berkata:”Sesungguhnya Allah menyuruhmu (hai Muhammad) untuk rujuk kembali dengan Hafshah, karena ia rajin puasa, shalat malam dan kelak akan menjadi istrimu di surga”.
Uqbah bin Amir al-Juhani meriwayatkan: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menceraikan Hafshah binti Umar, lalu kabar itu pun sampai ke telinga Umar. Lalu Umar pun menabur kepalanya dengan tanah dan berkata dengan penuh kesedihan: “Allah sudah tidak peduli lagi pada Umar dan putrinya setelah peristiwa ini.” Lalu turunlah Malaikat Jibril dan berkata: “Sesungguhnya Allah menyuruhmu (hai Muhammad) untuk rujuk kembali dengan Hafshah, karena Dia menyayangi Umar.”
Hafshah wafat tahun 27. Ada riwayat yang menyebutkan wafat tahun 28.
5. Ummu Habibah binti Abu Sofyan
Nama aslinya adalah Ramlah binti Shokhr bin Harb bin Umaiyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Hijrah bersama suaminya, Ubaidullah bin Jahsy ke Habasyah. Suaminya berpindah agama menjadi Kristen, sementara ia tetap pada keislaman. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menikahinya saat ia masih di Habasyah. Negus, raja Habasyah saat itu memberikan mas kawin atas nama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam senilai 400 dinar. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutus Amr bin Umayyah ad Dhomari untuk mengurus pernikahan ini ke Habasyah. Bertindak sebagai wali nikah adalah Usman bin Affan. Ada riwayat yang menyebutkan Khalid bin Said bin As. Ummu Habibah wafat tahun 44 H.
6. Ummu Salamah
Nama aslinya adalah Hindun bin Abu Umayyah bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqadzh bin Murrah bin Ka’b bin Luayyi bin Ghalib. Sebelum menjadi istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Ummu Salamah adalah istri Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ummu Salamah wafat tahun 62 Hijriah dan dimakamkan di Baqi’, Madinah. Ia adalah istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang paling akhir wafatnya. Tetapi ada yang menyebutkan bahwa yang paling akhir adalah Maimunah.
7. Zaenab binti Jahsy
Zaenab adalah puteri Jahsy bin Riab bin Ya’mur bin Shabirah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Muad bin Adnan, puteri bibi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Umamah bin Abdul Mutthalib. Sebelumnya ia adalah istri Zaid bin Harisah, mantan budak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang telah menceraikannya. Kemudian Allah pun menikahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengannya langsung dari langit, tiada seorang pun yang mengakadkannya. Sebuah riwayat sahih menyebutkan bahwa beliau berkata pada istri-istri Nabi yang lain: “Kalian dinikahkan oleh ayah-ayah kalian, sementara aku dinikahkan langsung oleh Allah dari atas langit ketujuh.” Ia wafat di Madinah pada tahun 20 H dan dimakamkan di Baqi’
8- Zainab binti Khuzaimah
Zaenab putri Khuzaimah bin al-Harits bin Abdullah bin Amr bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah. Dijuluki “ibu orang-orang miskin” karena kedermawanannya terhadap orang-orang miskin. Sebelumnya menikah dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ia adalah istri Abdullah bin Jahsy. Ada riwayat yang mengatakan ia istri Abdu Thufail bin al-Harits, tetapi pendapat pertama adalah yang sahih. Ia dinikahi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada tahun ke 3 H dan hidup bersamanya selama dua atau tiga bulan.
9. Juwairiyah binti al-Harits
Juwairiyah putri al-Harits bin Abi Dhirar bin Habib bin A’idz bin Malik bin al-Musthalik al-Khuzaiyah. Ia sebelumnya adalah tawanan perang pada perang bani Musthalik dan menjadi milik Tsabit bin Qais bin Syimas. Tsabit lalu menawarkan pembebasannya dengan syarat ia dapat membayar tebusannya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membayar tebusannya dan menikahinya di tahun 6 H. Ia wafat pada bulan Rabiul Awal tahun 56 H.
10. Shafiyyah binti Huyay
Shafiyyah binti Huyyay bin Akhtab bin Abi Yahyabin Kaab bin al-Khazraj an-Nadhriyyah keturunan dari Nabi Harun bin Imran -saudara nabi Musa- alaihimassalam. Menjadi tawanan pada perang Khaibar tahun 7 H. Sebelummya ia adalah istri Kinanah bin Abi al-Huqaiq yang dibunuh atas perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membebaskan Shafiyyah dan menikahinya serta menjadikan pembebasannya sebagai mas kawinnya. Wafat pada tahun 30 H atau menurut riwayat lain tahun 50 H.
11. Maimunah binti al-Harits
Maimunah binti al-Harits bin Hazn bin Bujair bin al-Harm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah bibi dari Khalid bin Walid dab Abdullah bin Abbas. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menikahinya di tempat yang bernama Sarif suatu tempat mata air yang berada sembilan mil dari kota Mekah. Ia adalah wanita terakhir yang dinikahi oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Wafat di Sarif pada tahun 63 H.

Itulah 11 Istri Rasulullah yang dinikahi dan digauli, dua diantaranya meninggal saat Rasulullah masih hidup, sedang 9 lainnya ditinggal wafat. Ada dua lagi wanita budak yang digauli Rasulullah :

  1. Mariah Al-Qibtiah, yang dihadiahkan raja Muaqauqis, darinya Rasulullah mendapatkan anak yang bernama Ibrahim, yang meninggal sejak kecil.
  2.  Raihanah binti Zaid Al-Quraidziah , hasil rampasan perang Bani Quraidzah.
Lebih dari itu, pernikahan Rasulullah pada umumnya memiliki latar belakang yang terkait dengan misi dakwah yang diembannya.
Pernikahannya dengan Khatijah sangat besar artinya dalam memberikan sokongan dan motivasi dakwahnya. Pernikahannya dengan Aisyah dan Hafsah mempererat hubungannya dengan sahabat-sahabat terdekatnya, yaitu Abu Bakar dan Umar bin Khattab, sebagaimana Rasulullah memperkokoh hubungannnya dengan Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib dengan menikahkan putrinya dengan mereka.
Pernikahannya dengan Saudah dan Ummu Habibah adalah untuk memberikan perlindungan dan penghibur hati atas kepedihan yang mereka alami dalam mempertahankan agamanya.
Pernikahannya dengan Shafiah dan Juwairiah adalah karena mereka anak kepala suku yang besar pengaruhnya bagi dakwah.
Pernikahannya dengan Zainab binti Jahsy merupakan upaya untuk menghilangkan ajaran jahiliah terhadap masalah anak angkat.
Keluarga Rasulullah hidup dengan harmonis, meski sesekali terjadi gesekan, namun hal tersebut wajar dalam kehidupan manusia.


_______________________________________________
Disarikan dari kitab Ar-Rahiqul Makhtun
Syaikh Shafiyyur Rahman Mubarakfury
Pemenang lomba penulisan sejarah Nabi yang diadakan Rabitah Alam Alislamy
Terima kasih telah membaca artikel tentang Istri-Istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di blog TEGAK DI ATAS SUNNAH jika anda ingin menyebar-luaskan artikel ini dimohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :