Menyikapi Isbal dan Cukur Jenggot

Ada tiga golongan dalam menyikapi  isbal dan mencukur jenggot.

Yang pertama adalah yang berlebihan sehingga menjadikan isbal dan jenggot sebagai tolok ukur ahlu sunnah atau bukan, sehingga mereka menganggap orang yang melakukan isbal dan mencukur jenggotnya sebagai orang yang lepas dari ahlu sunnah.


Golongan yang kedua adalah golongan yang meremehkan perkara isbal dan mencukur jenggot. mereka menganggap jenggot dan menaikkan pakaian di ata mata kaki bukanlah syari’at islam sehingga tak perlu dilaksanakan


Golongan yang ketiga adalah pertengahan dan menempatkan sesuatu sesuai porsinya yaitu ia meyakini memelihara jenggot dan menaikkan pakaian di atas mata kaki adalah perintah dan ajaran islam dan hal tersebut wajib

sesuai dengan dalil-dalil yang ada, namun bukanlah tolok ukur seorang itu ahlu sunnah atau bukan. karena tidak ada satupun para ulama terdahulu yang memasukkan perkara isbal dan jenggot ke dalam pokok-pokok aqidah ahlu sunnah.

Bagi yang belum paham perkara yang termasuk dasar ini, walaupun ia mengatakan pernah mengaji di kajian salafi, maka hakikatnya ia belum paham..karena dampaknya ia akan melhat perkara tersebut bagai perkara pokok, sehingga ketika dikatakan padanya bahwa tanda baiknya seseorang adalah dengan meninggalkan isbal dan memelihara jenggot, maka ia mengira itu merupakan perkara luar biasa pentingnya dan pokoknya. padahal yang dimaksud  tanda baiknya islam seseorang dengan memelihara jenggot dan meninggikan kain di atas mata kaki adalah sempurnanya kebaikan seseorang.

Permisalan ini sebagaimana dalam hadits


عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” من حسن إسلام المرء ترك ما لا يعنيه ” حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “termasuk dari tanda baiknya keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya” “

Sehingga jika seseorang sudah secara total bisa meninggalkan perkara yang tidak berguna baginya, maka ia muslim yang kebaikannya sempurna.


Maka tidak tepat menyimpulkan bahwa orang yang memberi nasihat kepada kita agar kita tidak isbal dan memelihara jenggot sama artinya dengan penasihat tersebut memvonis semua yang tidak berjenggot dan melakukan isbal sebagai muslim yang jelek, apalagi ahlul bid’ah.tidak demikian perkaranya.. apalagi menyangkut pautkan hal ini dengan ulama semisal Muhammad Natsir yang kebaikannya sangat banyak..para ulama tersebut kalaupun memang melakukan kesalahan dengan mencukur jenggot dan isbal, Insya Allah tertutup dengan amal-ama sholehnya ynag lain. di tambah lagi..bisa jadi dakwah tentang wajibnya memelihara jenggot dan terlarangnya isbal belum sampai kepada mereka yang menjadikan hal tersebut udzur bagi mereka…

Terakhir saya kutipkan hadits tentang perintah memelihara jenggot dan perintah menaikkan pakaian di atas mata kaki, yang mungkin kita semua sudah pernah mendengar dan membaca, namun tak ada salahnya saya sampaikan perkataan Orang terbaik yang pernah ada di muka bumi, yang kita semua mencintainya dan berusaha mengikutinya. yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,



أَنَّهُ أَمَرَ بِإِحْفَاءِ الشَّوَارِبِ وَإِعْفَاءِ اللِّحْيَةِ.

“Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memotong pendek kumis dan membiarkan (memelihara) jenggot.” (HR. Muslim no. 624)

Dalam hal isbal, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih tegas lagi,

Terdapat Hadits Riwayat al Bukhori

حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ مِنْ الْإِزَارِ فَفِي النَّار ِ

“Dari Abu Huroiroh radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesuatu yang berada di bawah mata kaki dari pakaian (sarung) adalah di dalam neraka” (H.R. al Bukhori)


Mau tidak mau , suka atau tidak suka, Kekasih kita nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda dan memerintahkan demikian..maka silahkan masing-masing kita memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya masing-masing.Kehidupan memang pilihan masing-masing ke mana arah dirinya berjalan dan menapaki hidup yang berat dan berliku. yang pasti semua akan diminta pertanggung jawaban…


Hendaknya kita merenunginya…


Terima kasih telah membaca artikel tentang Menyikapi Isbal dan Cukur Jenggot di blog TEGAK DI ATAS SUNNAH jika anda ingin menyebar-luaskan artikel ini dimohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :