Termasuk faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya
dekadensi moral pada anak-anak dan
terbentuknya kepribadian yang buruk pada diri mereka adalah kurangnya perhatian
kedua orang tua untuk mengajarkan akhlak yang mulia kepada si anak dan
dikarenakan kesibukan mereka hingga tidak ada kesempatan untuk mengarahkan dan
mendidik anak-anaknya.
Apabila seorang ayah tidak lagi peduli terhadap tanggung
jawabnya untuk mengarahkan dan mendidik serta mengawasi anak-anaknya, dan
dikarenakan faktor tertentu, si ibu kurang menunaikan kewajibannya dalam
mendidik si anak maka tidak diragukan lagi si anak akan tumbuh seperti anak
yatim yang tidak memiliki orang tua, ia hidup bagai sampah masyarakat, bahkan
suatu saat akan menjadi penyebab terjadinya kerusakan dan kejahatan di
tengah-tengah umat. Kecuali Allah Ta’ala menginginkan hal lain.
Semoga Allah
merahmati orang yang mengatakan,
“Anak yatim bukanlah anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tua hingga ia menjadi miskin. Akan tetapi, anak yatim yang sebenarnya ialah seorang anak yang menemukan ibunya yang kurang mendidiknya dan menemukan ayah yang sibuk dengan pekerjaannya.” (baca kitab Tarbiyatu al-Aulaad Fii al-Islaam halaman 103-104)
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata,
“Barangsiapa yang tidak mengajarkan hal-hal yang bermanfaat kepada anaknya dan membiarkan begitu saja, berarti dia telah mendurhakai anaknya. Betapa banyak anak-anak yang rusak dikarenakan ulah ayah-ayah mereka sendiri yang membiarkan mereka begitu saja, tidak mengajarkan kepada mereka kewajiban-kewajiban dan sunnah-sunnah dalam agama Islam yang harus ia kerjakan. Mereka telah menyia-nyiakan anak mereka sewaktu kecil, sehingga mereka tidak bermanfaat untuk diri mereka sendiri dan mereka pun tidak bisa memberikan manfaat sedikit pun disaat orang tuanya sudah lanjut usia. Sebagaimana celaan sebagian orang tua yang dilontarkan kepada anaknya dan si anak menjawab, “Wahai ayahku, sesungguhnya engkau telah mendurhakaiku di saat aku masih kecil, maka setelah besar aku pun mendurhakaimu. Engkau telah menyia-nyiakanku sewaktu aku masih kecil maka aku pun menyia-nyiakan engkau ketika engkau sudah lanjut usia.”
Sesungguhnya kepedulian kedua orang tua tidak hanya terbatas
memberikan pengajaran kepada mereka. Akan tetapi, mereka harus dibimbing dan
dibantu dalam mempraktekkan bagaimana cara berbakti kepada kedua orang tuanya,
tentu dengan cara dan perlakuan terbaik. Akan tetapi, jika orang tua tidak
peduli akan pendidikan akhlak mereka maka si anak akan menjadi duri bagi kedua
orang tuanya, karena berbakti kepada kedua orang tua merupakan sifat yang tidak
akan muncul begitu saja tanpa melalui pengajaran. Oleh karena itu Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ
“Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa karena ia telah menyia-nyiakan orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.” (HR. An-Nasa’i dan Al-Hakim. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Penyia-nyiaan anak yang paling parah adalah membiarkannya
begitu saja tanpa diberi pendidikan dan tidak mengajarkannya adab islam.
Diketik ulang Ensiklopedi Anak Tanya Jawab Tentang Anak Dari
A Sampai Z Abu Abdillah Ahmad bin Ahmad Al-Isawi Darus Sunnah Press.
_________________________
Artikel muslimah.or.id
Terima kasih telah membaca artikel tentang Akibat Orang Tua Yang Lalai di blog TEGAK DI ATAS SUNNAH jika anda ingin menyebar-luaskan artikel ini dimohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.