Satpol PP Kota Banjarmasin kaget ketika menjaring sepasang
suami istri bernama Acin dan Aisyah yang Rp 54 juta dan 75 gram emas. [http://pekanbaru.tribunnews.com]
sehari-hari mengemis. Petugas menemukan keduanya membawa uang sebanyak
Berikut kita simak Fatwa Syaikh Abdullah bin Abdurrahman
Al-Jibrin Havizahulloh tentang
Bagaimana Menyikapi Pengamen Dan Pengemissehari-hari mengemis. Petugas menemukan keduanya membawa uang sebanyak
Pertanyaan.
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin ditanya : Syaikh yang terhormat,
banyak pengamen dan pengemis, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak dari
berbagai usia dan penampilan, mereka berkelilling di antara manusia di
pasar-pasar, jalan-jalan, masjid-masjid dan tempat-tempat umum lainnya meminta
sumbangan dan uluran tangan.
Menghadapi seperti situasi ini, banyak orang yang kebingungan, bagaimana menyikapi mereka. Apakah kami harus memberi mereka shadaqah dan zakat ? Kami mohon jawaban, semoga anda mendapat pahala dan Allah senantiasa memelihara dan menjaga anda.
Jawaban :
Menghadapi seperti situasi ini, banyak orang yang kebingungan, bagaimana menyikapi mereka. Apakah kami harus memberi mereka shadaqah dan zakat ? Kami mohon jawaban, semoga anda mendapat pahala dan Allah senantiasa memelihara dan menjaga anda.
Jawaban :
Dalam hal ini hukumnya berbeda-beda tergantung kondisi dan personil
masing-masing. Telah diketahui, bahwa banyak di antara para pengamen dan
pengemis itu yang sebenarnya bukan orang-orang yang membutuhkan bantuan, bahkan
mereka itu orang-orang kaya yang banyak harta, tapi mereka menjadikan
hal ini sebagai profesi (mata pencaharian) dan tidak bisa meninggalkannya.
Jika anda melihat pengamen atau pengemis itu laki-laki yang tampak masih kuat dan segar, jangan anda beri, karena ia mampu bekerja seperti para pekerja lainnya. Sedangkan anak-anak, yang bukan pengamen atau pengemis sebenarnya dapat diketahui dari kerapian dan kemantapan penampilan, hal ini menunjukkan bahwa ia menjadikan "meminta-minta" sebagai kebiasaan sehingga terbiasa, bahkan dengan ucapan yang lancar serta hafal do'a-do'a lengkap dengan mimiknya. Adapun wanita, dapat diketahui dari seringnya muncul dan banyaknya bolak-balik. Yang jelas, jika diketahui bahwa orang yang melakukan itu memang sengaja beroperasi demikian tanpa kebutuhan, maka tangkap dan bawa, lalu serahkan ke lembaga yang menangani masalah pengamen. Wallahu a'lam.[Dikutip dari Artikel : Www.Almanhaj.or.id]
Jika anda melihat pengamen atau pengemis itu laki-laki yang tampak masih kuat dan segar, jangan anda beri, karena ia mampu bekerja seperti para pekerja lainnya. Sedangkan anak-anak, yang bukan pengamen atau pengemis sebenarnya dapat diketahui dari kerapian dan kemantapan penampilan, hal ini menunjukkan bahwa ia menjadikan "meminta-minta" sebagai kebiasaan sehingga terbiasa, bahkan dengan ucapan yang lancar serta hafal do'a-do'a lengkap dengan mimiknya. Adapun wanita, dapat diketahui dari seringnya muncul dan banyaknya bolak-balik. Yang jelas, jika diketahui bahwa orang yang melakukan itu memang sengaja beroperasi demikian tanpa kebutuhan, maka tangkap dan bawa, lalu serahkan ke lembaga yang menangani masalah pengamen. Wallahu a'lam.[Dikutip dari Artikel : Www.Almanhaj.or.id]
Ancaman Bagi Pengemis
Dari 'Abdullah bin 'Umar, ia berkata bahwa Rasul shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,
مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِىَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِى وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ
"Jika seseorang meminta-minta (mengemis) pada manusia,
ia akan datang pada hari kiamat tanpa memiliki sekerat daging di wajahnya."
(HR. Bukhari no. 1474 dan Muslim
no. 1040)
Dari Hubsyi bin Junadah, ia berkata bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَأَلَ مِنْ غَيْرِ فَقْرٍ فَكَأَنَّمَا يَأْكُلُ الْجَمْرَ
"Barangsiapa
meminta-minta padahal dirinya tidaklah fakir, maka ia seakan-akan memakan bara
api." (HR. Ahmad 4/165.
Syaikh Syu'aib Al Arnauth berkata bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur
lain)
Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
الْمَسْأَلَةُ كَدٌّ يَكُدُّ بِهَا الرَّجُلُ وَجْهَهُ إِلَّا أَنْ
يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَانًا أَوْ فِي أَمْرٍ لَا بُدَّ مِنْهُ
"Meminta-minta adalah seperti seseorang mencakar
wajahnya sendiri kecuali jika ia meminta-minta pada penguasa atau pada perkara
yang benar-benar ia butuh." (HR. An Nasai no. 2600, At Tirmidzi no. 681, dan Ahmad 5/19. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Hanya tiga orang yang diperkenankan boleh meminta-minta
sebagaimana disebutkan dalam hadits Qobishoh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda :
"Wahai Qobishoh, sesungguhnya meminta-minta itu
tidak halal kecuali untuk tiga orang: (1) seseorang yang menanggung hutang
orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, (2) seseorang yang
ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia
mendapatkan sandaran hidup, dan (3) seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup
sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya berkata, 'Si fulan
benar-benar telah tertimpa kesengsaraan', maka boleh baginya meminta-minta
sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain ketiga hal itu, wahai
Qobishoh adalah haram dan orang yang memakannya berarti memakan harta yang
haram." (HR. Muslim no. 1044) [Dikutip dari Artikel Www.Rumaysho.com]
Terima kasih telah membaca artikel tentang Menyikapi Pengamen Dan Pengemis di blog TEGAK DI ATAS SUNNAH jika anda ingin menyebar-luaskan artikel ini dimohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.