Sudahkah Anda Mengenal Salafy?


Perbedaan Salafy dan Kelompok-kelompok Lain 


Sebagian orang menyangka bahwa salafy sama dengan kelompok-kelompok lain seperti;
  •  Muhammadiyah 
  •  Nahdhatul Ulama (NU) 
  •  Ikhwanul muslimin (IM) 
  •  Hizbut Tahrir (HT) 
  •  Jamaah Tabligh (JT) 
  •  Dan lain-lain 
Untuk menjawabnya, saya mencoba semampu saya dan sesuai pengalaman yang pernah saya alami. Mungkin ada yang tersinggung dengan jawaban ini dan tidak setuju, dan memiliki pandangan lain, maka itu hak masing-masing.

Salafy, ada juga yang menyebut wahabi, bukanlah kelompok atau firqah atau golongan dan tidak sama dengan kelompok-kelompok itu semua dilihat dari beberapa sisi pokok, antara lain;

Pertama: Salafy bukanlah firqah atau kelompok, bukan pula organisasi. Salafy adalah nisbah kepada pengikut salaf sholeh. Siapa saja yang mengikuti cara beragamanya para salafus sholeh, maka layak baginya disebut salafy, walaupun dia tidak tahu bahwa dirinya seorang salafy atau orang lain tidak menganggapnya seorang salafy, tetapi hakekatnya dia seorang salafy. Sejauh pengetahuan saya, ciri salafy ini misalnya; Pertama : Secara lahiriah menampakkan sunnah seperti memanjangkan jenggot dan bercelana di atas mata kaki bagi laki-laki dan berhijab dengan hijab besar bagi wanita bahkan kebanyakan wanitanya bercadar atau berniqob. Beribadah sesuai dengan sunnah nabi, walau kadang secara muamalah masih kurang bergaul dan membaur dengan masyarakat, dan ini sifatnya person dan tidak semuanya. Yang benar seharusnya tetap bergaul dengan masyarakat dengan baik, bahkan terdepan dalam bermuamalah dengan kaum muslimin sebagai hikmah atas ilmu yang dimilikinya.

Kedua: Karena bukan sebuah firqah ataupun organisasi, maka salafy tidak memiliki bai’at, aturan organisasi, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta aturan-aturan tanzim lainnya yang mengharuskan pengikutnya taat pada aturan itu. Aturan yang ada pada Salafy adalah apa-apa yang ada dalam al-quran dan hadist nabi, sehingga aturan yang berlaku dalam salafy ini berupa ; Tauhid yang berarti wajib diyakini, dan syirik yang wajib dijauhi, Sunnah nabi yang diambil, dan bid’ah yang dibuang dan tidak diamalkan, Halal yang diambil, dan haram yang dibuang, Serta petunjuk-petunjuk lain yang diajarkan para salafus sholeh.. Demikianlah aturan yang ada pada salafi, sehingga mereka wala dan bara’ nya kepada syariat, bukan kepada kelompok atau organisasinya.

Ketiga: Salafy bersaudara dengan semua muslim, dan tidak melihat kepada golongan dan kelompok. Kecintaan mereka dibangun di atas dasar persaudaraan islam dan aqidah, bukan persaudaraan semu/sementara sesama kelompok dan golongannya. Hal ini mungkin berbeda dengan kelompok lain di mana mereka saling mencintai dengan kecintaan tinggi jika sesama golongannya, dan bersikap sekedarnya jika tidak dengan yang segolongan.

Keempat: Salafy tidak memiliki pemimpin, pemimpin tertinggi, sekjen, juru bicara, dewan syuro, majlis syuro, amir, khalifah, dan lain-lainnya. Hal ini berbeda dengan kelompok selain salafy, di mana mereka memiliki pemimpin yang wajib dihormati dan dibela, bahkan jika pemimpin tersebut salah sekalipun, maka tetap wajib dibela. Ini bentuk ghuluw atau sikap berlebihan terhadap seseorang yang terlarang dalam agama.

Saya sempat tersenyum ketika ada sekelompok orang yang mengatakan bahwa pemimpin gerakan salafy adalah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, ada pula yang mengatakan pemimpinnya adalah Syaikh Bin Baz, kemudian Syaikh Al-Albani. Tidak.. Beliau bukan pemimpin Salafy!! kapan beliau diangkat jadi pemimpin Salafy?? Kapan pula berhenti dan diganti yang lain??? Memang salafy mempunyai pemimpin yang selalu kami bela dan selalu kami benarkan, yakni Rasulullah Muhammad shallallohu’alaihiwasallam.

Demikianlah perbedaan antara salafy dan kelompok lain. Adapun turunan perbedaan yang lebih detail sebagai konsekuensi perbedaan di atas lebih banyak lagi. Akan tetapi perbedaan itu bukanlah hal yang seharusnya dibesarkan, karena hal itu akan membuat lemah barisan kaum muslimin. Sudah saatnya kaum muslimin bersatu di bawah panji tauhid, menghilangkan sekat kelompok dan golongannya, menjauhi sikap ta'ashub dan berbangga dengan kelompok dan golongannya, karena Islam tidak akan pernah jaya jika umatnya saling berpecah belah, berkelompok-kelompok dan saling membanggakan kelompoknya.

 ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﻣِﻦَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻓَﺮَّﻗُﻮﺍ ﺩِﻳﻨَﻬُﻢْ ﻭَﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﺷِﻴَﻌﺎً ﻛُﻞُّ ﺣِﺰْﺏٍ ﺑِﻤَﺎ ﻟَﺪَﻳْﻬِﻢْ ﻓَﺮِﺣُﻮﻥَ 

 "Janganlah kamu seperti orang-orang musyrik, yaitu mereka mencerai beraikan agamanya dan bergolong-golongan. Setiap golongan membanggakan apa yg ada pada mereka.” (QS. Ar-Ruum: 31-32) .

Semoga bermanfaat.


*Artikel Ustadz Abu Ikhwan Ta'aruf (Dewan Pembina di Konsultasi Syariah) denngan perubahan judul
Terima kasih telah membaca artikel tentang Sudahkah Anda Mengenal Salafy? di blog TEGAK DI ATAS SUNNAH jika anda ingin menyebar-luaskan artikel ini dimohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :