Risalah untuk Saudari Tercinta

Oleh Al Akh Al Ustadz Muhammad Nur Ichwan Muslim hafizhahullah

Untaian puji hanyalah milik Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wa ba’du.
Risalah ini kami peruntukkan kepada para ukhti muslimah, yaitu risalah yang membahasa problematika jilbab.
Bencana yang menimpa sebagian besar negeri Islam seperti tabarruj (bersolek di depan non mahram) yang dilakukan para wanita muslimah dan diskomitmen mereka terhadap jilbab merupakan kenyataan yang tidak tersembunyi bagi seorang yang berakal, tidak disangsikan bahwa hal tersebut merupakan kemungkaran yang besar, pemicu turunnya adzab dan bencana.
Risalah ini akan menjelaskan kewajiban berjilbab bagi muslimah, keutamaan, segala persyaratannya, serta memuat peringatan bagi muslimah terhadap perbuatan tabarruj juga konsekuensi hal tersebut.
Kami memohon kepada Allah agar risalah ini bermanfaat bagi saudari mukminah, sesungguhnya Dia-lah Dzat yang Mahakuasa untuk melakukan hal tersebut.

Jilbab Merupakan Ibadah
Saudariku muslimah!
Sesungguhnya para penyeru kesesatan dan pelaku kemaksiatan senantiasa berupaya mendiskreditkan syari’at jilbab, mereka menyangka hal tersebut sebagai sebab keterbelakangan wanita, celaan, serta pengekang bagi kemerdekaan wanita.
Mereka memotivasi para wanita muslimah untuk bersolek di depan non mahram, dan memprovokasi agar wanita muslimah tidak perlu berjilbab dengan dalih kebebasan dan mengikuti perkembangan zaman.
Di balik propaganda tersebut, mereka tidak menginginkan kebaikan bagi muslimah sebagaimana yang diyakini oleh mereka yang tulus hatinya. Sesungguhnya yang mereka inginkan hanyalah menghancurkan muslimah agar mereka menanggalkan rasa malu dan kesuciannya.

Waspadalah wahai saudariku muslimah!
Jangan sampai dirimu terpedaya dengan slogan-slogan tersebut. Hendaknya dirimu senantiasa berpegang teguh terhadap agama dan komitmen akan jilbab syar’i, yakinlah bahwa jilbab lebih utama dari propaganda yang mereka dengungkan. Terlebih lagi, hal tersebut merupakan salah satu bentuk peribadatan kepada Allah dan ketaatan kepada rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jilbab merupakan ibadah dan bukanlah semata-mata kebiasaan yang berlaku di masyarakat, dimana seorang wanita boleh untuk menanggalkannya kapan pun dia inginkan, namun jilbab adalah ciri kemuliaan, kesucian, dan rasa malu bagi seorang wanita.
Saudariku muslimah!
Tatkala Allah memerintahkan anda untuk berjilbab, sesungguhnya Dia menginginkan agar dirimu suci dan terjaga dengan menjaga seluruh tubuhmu dari berbagai perbuatan dan ucapan buruk seseorang.
Dia juga menginginkan dirimu mulia dan terhormat. Jilbab justru akan memuliakanmu dan bukan sesuatu yang akan melemahkanmu, bahkan hal tersebut merupakan busana keindahan serta kesempurnaan bagimu.
Jilbab merupakan ciri terbesar keimanan sekaligus ketinggian budi pekerti dan akhlakmu, hal tersebut akan membedakan dirimu dari para wanita yang tidak bertakwa kepada-Nya.
Berhati-hatilah anda wahai wanita muslimah, jangan sekali-kali dirimu meremehkan jilbab, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang asing. Sesungguhnya -demi Allah- tidaklah seorang wanita meremehkan jilbab dan menganggapnya sebagai suatu yang asing melainkan hal itu akan menghantarkan dirinya meraih kemurkaan dan siksa Allah.
Sebaliknya, seorang wanita yang senantiasa menjaga jilbab maka ridha Allah akan semakin bertambah kepadanya. Kedekatan, kemuliaan, dan kedudukannya akan semakin tinggi di sisi Allah.
Syarat Jilbab Syar’i
Inilah beberapa persyaratan yang mesti anda perhatikan, wahai saudariku tatkala mengenakan jilbab.
Jilbab syar’i bagi wanita muslimah haruslah berkain tebal, tidak tergolong sebagai perhiasan yang dia kenakan, seperti jilbab yang berwarna mencolok dan memikat mata untuk memandangnya.
Jilbab yang dikenakan harus longgar dan tidak dikenakan dengan tujuan untuk tampil beda dan tidak diberi wewangian, karena nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang wanita untuk berwewangian kemudian keluar melewati kerumunan lelaki ajnabi (non mahram). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أيما امرأة استعطرت فمرت بالقوم ليجدوا ريحها فهي زانية
“Termasuk pezina, wanita yang memakai wewangian kemudian melewati suatu kerumunan agar mereka mencium wangi tubuhnya” [HR. An Nasaa-i nomor 5126 dengan sanad hasan (Lihat al Misykah 1065).]
Syarat lain, jilbab yang dikenakan tidak menyerupai busana pria serta menutup seluruh anggota tubuh dan dianjurkan menutup wajah menurut salah satu pendapat ulama.
Setiap wanita muslimah wajib menjauhkan diri dari segala sesuatu yang mendiskreditkan jilbab dan menodai rasa malunya, sehingga setiap pezina tidak melecehkannya sebagaimana yang mereka lakukan terhadap para wanita yang tidak berhias dengan rasa malu. Dengan demikian, dirinya tidak tertimpa adzab dan siksa Allah sebagaimana sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
(صنفان من أهل النار لم أرهما …) وذكر (… ونساء كاسيات عاريات مميلات مائلات، رءوسهن كأسنمة البخت المائلة، لا يدخلن الجنة ولا يجدن ريحها، وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا)
“Dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat sebelumnya…, beliau menyebutkan salah satunya, “Para wanita yang berpakaian namun auratnya kelihatan, yang memikat hati pria, dan berjalan berlengak-lenggok. Rambut mereka seperti punuk onta yang miring. Mereka tidak dapat masuk surga dan mencium baunya, padahal bau surga dapat tercium dari jarak yang sangat jauh.” [HR. Muslim nomor 2128, Ahmad nomor 8650].
Makna كاسيات عاريات, sebagaimana yang diterangkan para ulama adalah wanita yang mengenakan busana sempit, transparan, dan tidak menutup seluruh anggota badan.
Efek Negatif Tabbaruj
Seorang wanita yang bersolek di depan non mahram dan tidak berjilbab , kehormatannya hilang di hadapan manusia dan perbuatannya tersebut merupakan tanda kelemahan iman. Hal tersebut merupakan awal hilangnya harga diri dan kehormatan.
Tabarruj bukanlah ciri mengikuti perkembangan zaman dan tanda kebebasan seperti yang diyakini para musuh Islam dan penyeru kesesatan, Pada hakekatnya hal tersebut justru tanda kemerosotan dan kerusakan pribadi dan masyarakat, serta seruan menuju kemungkaran dan kebinasaan. Tabarruj merupakan perbuatan yang berseberangan dengan akhlak dan adab islami serta ditolak oleh fitrah yang lurus.
Terkadang sebagian wanita beranggapan jika dia keluar dengan bersolek dan menampakkan keindahan tubuh yang dimilikinya kepada khalayak, hal tersebut akan membuat manusia terpesona dan menghormatinya. Anggapan ini keliru, karena manusia selamanya tidak mungkin menghormati wanita yang melakukan perbuatan tersebut, bahkan mereka akan membenci dan memandang dirinya dengan pandangan yang menghinakan dan meremehkan pribadinya.
Dalam pandangan mereka, wanita tersebut adalah wanita yang telah luntur rasa malunya, tidak lagi memiliki kemuliaan dan akhlak. Bagaimana bisa seorang wanita berakal rela akan hal tersebut? Bagaimana bisa dirinya rela terhadap propaganda sesat yang menyeru untuk merendahkan diri dan martabatnya?
Untaian Kata bagi Para Lelaki
Sesungguhnya kerusakan sebagian besar wanita muslimah, bertabarruj, meremehkan perkara agama dan jilbab tidak lain disebabkan oleh sikap remeh yang dilakukan para suami terhadap istri mereka, tidak mengindahkan agama, hilangnya sifat ksatria dan rasa cemburu serta nihilnya larangan terhadap para wanita dari perbuatan tersebut.
Betapa merugi!… Betapa banyak anda melihat sebagian lelaki telah hilang kehormatannya hingga mereka seakan-akan menjadi seorang pria yang tidak memiliki sifat lelaki. Sungguh merugi mereka yang tidak mengenal kemuliaan diri sendiri, tidak menjaga pribadi yang menjadi amanah mereka dan tidak mendidik wanita yang diamanahkan Allah kepadanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengancam orang yang menyia-nyiakan hak orang yang berada dibawah kepemimpinannya, beliau bersabda,
(ما من راع يسترعيه الله رعية يموت يوم يموت وهو غاش لرعيته إلا حرم الله عليه الجنة)
“Tidaklah seorang pemimpin yang diberi amanah oleh Allah untuk mengurus orang yang di bawah kepemimpinannya, kemudian dirinya mati dalam keadaan menelantarkan orang yang diamanahinya melainkan Allah akan mengharamkan surga baginya” [HR. Thabrani nomor 533 dalam al Mu’jamul Kabir, nomor 4916 dan 8713 dalam al Mu’jamul Ausath].
Wahai para lelaki! Sesungguhnya kehormatan kalian laksana ruh (jika kehormatan hilang, maka jasad anda pun pada hakekatnya telah mati). Sungguh kalian telah banyak menyia-nyiakannya, kalian telah menelantarkan wanita yang kalian miliki, telah kalian sia-siakan amanah tersebut, dan kalian telah mengerjakan maksiat.
Kalian menghancurkan diri sendiri sementara kalian tidak sadar, tidakkah kalian mau berpikir dan bertaubat kepada Rabb kalian dan menjaga para wanita yang menjadi amanahmu!

***
Sumber: http://ikhwanmuslim.com
Terima kasih telah membaca artikel tentang Risalah untuk Saudari Tercinta di blog TEGAK DI ATAS SUNNAH jika anda ingin menyebar-luaskan artikel ini dimohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silahkan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :